10/06/2020

Hanya memberi, Tak harap kembali

Posted by Audy at 22:41

Mengapa lagu “Kasih Ibu” terdengar syahdu? Mungkin karena lagu ini diamini oleh semua ibu di seluruh dunia. Lagu ini diciptakan bukan hanya dengan nada, tapi penuh rasa. Rasa syukur, rasa bahagia, rasa kasih yang sungguh besar dari semua ibu di dunia.


Oh, sepertinya aku belum memperkenalkan.

Ini cimol, anakku. Aku kerap memanggilnya begitu sebagai panggilan sayang, karena sejak lahir pipinya terlampau besar dan kenyal hahaha.

Aku mengasihi Aisha. Anakku. Yang 10 tahun lalu aku bahkan sudah memproyeksikan nama ini sebagai namanya kelak. Karena namanya cantik. Karena namanya disandang istri Rasulullah yang penyayang. Karena sejauh nama Aisha yang aku kenal, akhlak dan parasnya selalu baik. Persis selaras dengan doaku yang akan selalu melekat dalam namanya, agar ia menjadi perempuan cerdas, penyayang, serta mampu membawa terang bagi sekitarnya. Aisha Adzqiara Arrahim.

Sampai tulisan ini dibuat, belum genap 8 bulan usianya. Sudah ngeyel berdiri. Sudah ingin makan dengan tangan mungilnya sendiri. Sudah berani merangkak kesana-kemari. Masha Allah. Tabarakallah.

Aisha memang pantas diapresiasi untuk tiap milestone yang berhasil dia lewati. Beradaptasi dengan botol ASI, tengkurap, keras berceloteh, mantap merangkak, duduk dengan tegapnya, dan antusias tiap waktu makan MPASI datang.

Untuk sampai di tiap milestone, usahanya jangan ditanya. keras luar biasa. Bahkan dari dia aku sadar – kalau berjuang pasti ada jalan; kalau gagal tidak lantas berhenti total. Sedangkan aku? Jauh dari berhasil. Bahkan masih dalam level berusaha tetap waras dan berpikir bagaimana semua ibu bisa survive di fase ini.

---

Semenjak Aisha hadir, bertemu dengan “pertama kali” menjadi sangat wajar.

Pertama kali menyentuh, menyusui, menggantikan popok, meredakan tangisan, terjaga sepanjang malam. Kelas development mana yang menawarkan hard skill ini? Tidak ada. Sabar menjadi satu satunya kunci.

Aisha, juga berhasil tunjukkan aku apa arti tanggung jawab. tidak menyerah dari masalah, dan menemukan solusinya. Mengapa sering melihat jalan buntu, karena seringkali kita mengucap “kan aku masih baru, aku ngga tau” sebagai pembenar. Sering terpaku logika, tapi lupa cara melihat dari sisi berbeda. Padahal jawabannya? selalu ada jalan.

---

Semoga tulisan ini bisa menjadi surat kaleng yang bisa kamu baca kelak setelah kamu dewasa. Supaya ayah dan bunda bisa berterima kasih untuk hal yang kami mengerti berkat kamu.

Kami sadar kalau kami masih jauh dari orang tua sempurna. Mungkin kamu sering sedih karena bunda pergi waktu pagi dan kembali malam hari. Mungkin kamu marah tidak selalu ada ayah setiap hari. Tapi bunda harap kamu percaya bahwa bunda ikhlas menukar semesta dan semua hal baik hanya untuk kamu. Yang sebelum berpindah dulu, dunia berputar untuk bunda.

Kamu, guru baru untuk bunda. Dan kata orang, kami tidak akan pernah lulus dari pendidikan ini. Karena setiap waktu kami akan selalu diuji dan naik level. Tidak apa apa. Kami akan hadapi tiap ujian di depan, demi mampu melihat kamu tumbuh menjadi putri yang sholehah hingga di masa depan melalui doa kami “Rabbi habli minash sholihin”. Satu keinginan bunda, tolong balas doa kami dengan “Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran”

---

Epilog:

2 Hari yang lalu kebetulan aku dan suami mempunyai waktu untuk bercakap. Tentu via telepon, karena kami masih menjalani hubungan jarak jauh, yang belakangan jadi semakin berat, karena hingga 4 bulan kami terpisah jarak, pandemi belum juga lewat. Yah curhat, hehe.

Belakangan, kesibukan “new normal” menjadikan kami jarang ngobrol santai tanpa distraksi anak. Perbincangan kami sampai pada topik tentang hobi.

PS: Suamiku memang tahu kalau aku suka menulis, tapi aku ragu apa dia tahu kalau isi blogku sebagian besar anonim pria pria lain :))

“sepertinya aku mau aktif menulis lagi. Tapi aku bingung ambil topik apa”

“Tentang Aisha, guru barumu” jawabnya santai. Dan jadilah tulisan ini.

1 komentar:

  1. masih masih sering mampir, suka sm design blog mu, tp gmw duplicated, dah cukup u know who i like since we young aja yg kebetulan sama. kupikir bisa duplicated jg soal gaya penulisan, ternyata nulis itu soal rasa. g bakal bisa meniru siapapun. mangat mom aisha..

    BalasHapus

Tulis "komentarmu"-mu disini :)

 

A U D Y's World Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea