08/11/2016

Semoga Benar Kamu

Posted by Audy at 00:56
Menulis cerita darimu tidak akan mudah. Bagian baik mana yang bisa aku buang?

Aku selalu suka bagian tiba-tiba-kamu-didepan-rumah

Ketika sepagi itu kamu bertanya “sudah berangkat belum” kemudian kamu datang ke rumah untuk pertama kali. Tujuannya? “aku mau balikin sendok”.
...OK.
...but, how could you be there? Bahkan aku tidak pernah memberimu alamat detail. Belakangan aku tahu kamu diam-diam memotret alamat di kartu SIMku, mapping, mencatat beberapa landmark, dan bertumpu insting. Kamu benar-benar berusaha.

Ketika kamu tiba-tiba datang kerumah dengan sekantung plastik berisi sesuatu. Satu styrofoam anggur dan dua pocky stroberi. “Pocky-nya ngga boleh dimakan sebelum anggurnya habis. Anggurnya dimakan ya buat tambah darah, nanti pockynya buat teman ngisi buku soal, Aku minta maaf buat yang tadi”. Waktu itu aku sedang marah karena gejala pra-menstruasi.

Atau ketika kamu bertanya lewat chat “sudah makan belum?” kujawab santai “belum makan, aku pengen mi instan, boleh ya?” “jangan”...5 menit kemudian kamu bilang “aku didepan” membawa baso keju yang gagal kita datangi di malam sebelumnya.

Atau ketika sore itu kamu bertanya “Lagi apa?” kujawab “baru mau makan siang” kemudian kamu balas “aku sudah didepan rumah”. LIKE, REALLY? AKU BARU BANGUN TIDUR, BAGAIMANA AKU KELIHATANNYA? DENGAN ROK DASTER BUNGA-BUNGA SELUTUT DAN BELUM BASUH MUKA? AKU MEMANG TERLALU SIBUK UNTUK BISA MENDENGAR SUARA MOTORNYA 😔. Tapi syukurlah, bagian “membuka pagar” tidak pernah menyedihkan, aku selalu senang melihat senyum itu. Ketika aku marah karena aku never ready or looks beauty yet didepanmu atau bermuka tidak menyenangkan bukan berarti aku tidak suka dengan kedatanganmu, tapi ketahuilah hanya dengan itu aku bisa menutupi panik. Setelahnya kamu selalu bilang “cantik kok”. Dan reaksiku? kamu pasti tahu.

Aku juga selalu suka apapun yang kamu bawa kerumah

Masih kembali ketika itu, ketika pertama kali kamu kerumah. “Ini sendoknya, maaf lama kembalikan”. Oh siapa yang tidak bahagia dengan mawar merah muda? Aku bahkan lebih peduli dengan bunganya daripada sendok yang tertempel didepannya, hihi. Aku masih menyimpan bunga pertamamu sebagai pengingat.

Atau ketika kubilang “Besok jadwalnya banyak, jadi kamu kerumah dari pagi ya, sarapan dirumah, nanti aku masak”. Oh wow aku benar-benar tidak terkejut dengan se-bouquet besar bunga krisan kuning dan gerbera fuschia yang kamu pegang dibelakang punggungku ketika cuci piring. Ok, it means OH, WOW, BENTAR, CANTIK, ASTAGA, TUNGGU, OKE, KONTROL, PASANG MUKA PALM FACE. Kamu pikir kamu gagal beri surprise? Tidak, kamu tidak gagal, aku hanya tidak ingin terlihat terlalu membuncah didepanmu. Kamu tahu apa yang terjadi dalam hati? Out of control.

“Ini buat mama, ini kecap ter-enak menurutku, aku bawa jauh jauh dari rumah buat mama”
“Wah kecap, hal kesukaankuuu, terimakasiiiih”
“Kan aku sudah bilang, ini buat mama kok”
“...OK”

“Ini eggroll khas, homemade tapi enak”
“Wah makasih ya 🤗
“Buat mama aja”
“...OK”

Aku selalu suka plan yang kamu buat

“Antara jumat, sabtu, minggu besok kosongnya hari apa? Jalan-jalan yuk”. Waktu itu yang kupikirkan adalah mungkin kita akan hangout bersama sahabatmu yang baru pulang dari Jakarta. Ternyata prediksiku meleset, seratus persen. “Loh kan kita sudah sampai di (mall) sini, kok malah keluar?” Tapi kamu tidak menjawab sepenuhnya, dan hanya selalu mengetakan “Ikut aja ya”. Lalu tebak kemudian apa? Wedding Fair. Benar-benar wedding fair. Katamu “Aku tahu kamu selalu buka-buka website vendor wedding (bridestory), jadi kita kesini aja biar kamu puas lihat-lihat”. Pertanyaan “Unuk kapan pernikahannya?” dari beberapa vendor tidak lantas membuat aku malu atau sedih. Aku justru tertawa, kemudian benar benar berdiskusi denganmu tentang ini dan itu, tentang wedding organizer yang ternyata mahal dan berniat melibatkan-teman-saja-lah. Hahahahaha aku benar-benar senang hari itu. Sore itu ketika kami berjalan di pedestrian kembali ke mall kutanya dia “kenapa tadi kita kesana? Kenapa kita ngga nonton aja?” Jawabannya benar-benar sederhana “Ini kan kali pertama kita keluar, aku ngga pengen hal ini gampang dilupakan, karena nonton kupikir sudah sering kamu lakukan sama sahabatmu, jadi aku pilih ajak kamu ke sana tadi”.

Aku tidak perlu menceritakan hal detail lain tentang kamu, karena cukup aku yang menikmati bahagianya, kan?. Membuat semesta iri karenamu bukan hal sulit, tapi bukan itu tujuanku. Aku hanya perlu bersyukur luar biasa, membalas bahagia, menikmati setiap momen yang kuhabiskan dengan kamu, menertawakan hidup, mengomentari sesuatu yang melintas, menyempurnakan segala hal bersama, saling menceritakan hal-hal sederhana, dan membangun mimpi pelan-pelan. Berpijak diatas sesuatu yang belum kokoh memang mengkhawatirkan, tapi tidak apa-apa, nanti kita akan lekas jadikan pijakan kita menjadi beton yang kuat untuk langkah selanjutnya, ya?
Karena terlalu banyak rasa syukurku, maka harus kupersingkat dengan “Terima kasih untuk segala hal”.
Karena terlalu banyak kesalahanku maka harus kupersingkat menjadi “Maaf untuk semua kesalahanku”.
Karena akan banyak hal didepan yang akan terlewatkan tanpa kamu maka harus kupersingkat “Tolong jaga diri ya, ditata niatnya. Aku tidak bisa menjanjikan apapun. Jangan datang terlambat."

Tanpa ada niat untuk membuatmu tampak terlalu baik, dan tanpa ada niat menyakiti siapapun.

Love, Audy.

0 comments:

Posting Komentar

Tulis "komentarmu"-mu disini :)

 

A U D Y's World Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea